Welcome!

This is the official blog of Winna Efendi, author of several bestselling Indonesian novels.

Rabu, 27 April 2011

Launching The Journeys 8 Mei 2011


Launching buku The Journeys bersama 12 penulisnya:

Adhitya Mulya, Okke 'Sepatumerah', Raditya Dika, Trinity, Windy Ariestanty, Valiant Budi, Winna Efendi, Ve Handojo , Alexander Thian, Farida Susanty, Ferdiriva Hamzah, Gama Harjono.

Venue: Gramedia Matraman, Jakarta
Time: Minggu 8 Mei 2011 jam 18.30
Diselenggarakan oleh Gagas Media

Bisa book signing dan foto juga diskusi bareng 12 penulisnya :)

Look forward to see you there!

Rabu, 20 April 2011

Karakter dalam novel Remember When

Buat yang belum baca Remember When, berikut sneak peek character-nya. Ada 4 karakter inti plus Erik sang penghibur :) bagi yang udah baca, karakter manakah favorit kamu? Yang mana yang paling mirip kamu? :D

[Freya]

Freya, karakter yang menginginkan kebebasan di balik kesepiannya.

Freya adalah karakter yang paling saya suka. Perempuan muda yang tampaknya tenang-tenang saja, tanpa ambisi, tanpa emosi, dan pendiam. Tapi ternyata Freya tidak begitu. Emosinya bisa meledak-ledak kapan saja. Freya sangat sayang pada sahabatnya Gia, dan diam-diam penuh rasa terima kasih karena keceriaan Gia selalu menarik perhatian dari dirinya - karena Freya memang benci menjadi pusat perhatian. Selain Gia, Freya dekat dengan Erik - teman sekolah dan teman mainnya sejak kecil.

Pacar Freya selama setahun ini adalah Moses. Freya cukup nyaman bersamanya, karena Moses sangat mirip dengan Freya - pendiam, introvert, kalem.

Di balik rambut pendek berwarna gelap dan sepasang mata hitam yang sendu, Freya adalah juara kelas setelah Moses. Freya paling suka pelajaran Matematika dan Kimia - yang menurutnya sangat mudah, dan benci olahraga karena selalu terakhir waktu lari. Freya juga pemain basket yang payah, walau badannya tinggi. Pokoknya semua olahraga, Freya tidak terlalu suka. Lebih senang duduk mendengarkan Erik mengoceh di kantin, atau bersembunyi di balik rak perpustakaan dengan sebuah buku yang menarik.

Freya juga tidak lahir di keluarga berada. Kehidupannya pas-pasan. Ayah Freya membuka toko obat kecil di rumah mereka, dan Freya sering membantu sepulang sekolah. Hanya itu sumber penghasilan mereka selama ini, dan Freya mampu sekolah dari beasiswa yang disabetnya setiap tahun.

Freya suka makan yang hangat-hangat, dan paling suka duduk sendirian di tepi jendela ketika sedang gerimis. Namun Freya juga kadang benci melihat hujan, karena mengingatkannya akan kejadian sedih beberapa tahun yang lalu.

Dan suatu saat nanti, Freya berharap.. akan ada cinta yang hinggap di hatinya. Cinta yang membuatnya benar-benar jatuh.

[Gia]

Seorang gadis secerah bunga matahari.

Perempuan beruntung yang memiliki segalanya. Lahir di keluarga berada (Papa Gia pebisnis hebat yang sering trip keluar negeri, Mama Gia buka salon pribadi di rumah yang ramai pelanggan), Gia juga dibekali wajah yang cantik. Mata bulat besar, rambut ikal, tubuh mungil, dan kulit kecoklatan - itulah ciri khas Gia. Karena kecantikan dan kebaikannya, Gia jadi salah satu murid perempuan paling populer di sekolah. Surat-surat cinta beramplop pink tidak henti-henti muncul di lockernya, datang dari berbagai pemuda yang ingin memenangkan hatinya. Tapi hanya Adrian yang bisa, Gia sudah suka padanya sejak pertama kali sekelas di SMU.

Anggia Wijaya - begitu nama lengkap Gia, menaruh simpati pada Freya karena tidak seberuntung dirinya. Pertama memang begitu, tapi lama kelamaan rasa kasihan itu pudar, berganti menjadi rasa kagumnya pada sang sahabat yang ternyata lebih tegar dari dugaannya. Gia suka pada Freya yang tidak banyak bicara, selalu mendengarkan ceritanya, dan memberi saran yang objektif. Freya juga yang selalu ada ketika Gia ingin mengobrol - entah untuk bercerita, bergosip, atau menangis setelah bertengkar dengan Adrian. Freya yang selalu tersenyum, mengerti dirinya apa adanya.

Gia suka segala sesuatu yang berwarna pink. Beberapa barang favoritnya adalah sepasang sepatu hak tinggi berwarna pink, kanvas dan alat melukisnya, dan buku diary. Gia hidup untuk melukis - karena itu dia cinta pelajaran kesenian dan benci Matematika (angka terlalu ruwet). Impian Gia adalah suatu hari menikah dengan Adrian, dan kuliah di University of the Arts London, nun jauh di sana.

Oh ya, Gia suka sekali popcorn karamel. Pokoknya yang manis-manis.

[Adrian]

Adrian.. karakter yang menarik. Seseorang yang bikin cewek-cewek tergila-gila, dan semua orang mau menjadi sahabatnya. Ganteng, putih, tinggi, atlit basket unggul di SMA, ramah dan bersahabat. Adrian kelihatan cuek di permukaan, tapi sebenarnya sangat peduli pada orang-orang yang disayanginya.

Adrian paling suka makanan masakan Mamanya, selain itu, juga penggemar berat Mi Item, yang dimakannya saat sedih maupun senang (sekali makan bisa 3 sampai 4 bungkus lho!). Adrian benci pelajaran eksak, cuma suka tidur di kelas dan main di lapangan kalau cuaca sedang cerah.

Teman Adrian banyak, tapi cuma satu yang jadi sahabatnya - Moses, teman sejak kecil dulu. Moses yang tidak banyak omong jadi seperti abang untuk Adrian yang (kadang) kekanakan. Walaupun Adrian kurang suka main bola dengan Moses (soalnya Moses kalah melulu), Adrian suka sekali tidur-tiduran di rumah Moses yang dianggap rumah kedua, sambil mengobrol ngalor-ngidul.

Pacar Adrian sejak kelas 1 SMA adalah Anggia, yang ditaksirnya sejak pertama kali melihatnya di program orientasi. Mereka disebut sebagai pasangan paling top di sekolah, karena kekompakan mereka.

Diam-diam Adrian menganggap Freya, pacar sahabatnya, kaku dan ga enak diajak hangout karena sifatnya yang antisosial.

[Moses]

Pendiam. Ketua OSIS. Perfeksionis. Sukses. Pintar. Dewasa.

Segala jenis sifat baik ada di diri Moses. Cowok cool yang benci bertele-tele, orang tidak bertanggung jawab, orang yang tidak punya masa depan, dan pemalas. Moses tidak sesempurna bayangan orang-orang akan dirinya, dan juga tidak sehebat pikirannya sendiri. Dari permukaan, Moses adalah cowok yang lebih dewasa dari umurnya, dan punya ciri-ciri seorang pemimpin. Wataknya tegas, keras, tegar dan kaku - terkadang terkesan dingin dan kurang sensitif. Tapi sebenarnya Moses sangat peduli pada teman-temannya dan Freya.

Sahabat Moses dari kecil sampai sekarang cuma Adrian, yang bisa mengerti dirinya yang seperti itu. Terhadap Erik yang nyeleneh dan teman-teman lain yang dianggapnya kekanakan, Moses tidak terlalu suka. Karena itu dia tidak punya banyak teman, karena Moses orangnya kaku - tidak mudah disukai orang. Moses jatuh cinta untuk pertama kalinya pada seorang gadis kecil tetangganya, yang pindah suatu sore Moses ingin menemuinya. Hingga sekarang, hanya Freya yang dapat meluluhkan hatinya lagi. Freya yang rapuh, menurut Moses perlu dilindungi.

Moses paling suka makan makanan tradisional - sayur asem, sambal terasi, pepes ikan dan nasi panas mengepul di atas meja makan. Tidak suka yang neko-neko, tidak suka junk food (ga sehat katanya).

Cita-cita Moses jadi dokter seperti keluarganya - walau sebenarnya dia punya ambisi lain: jadi arsitek. Tapi sepertinya orang tua Moses berkehendak lain.

Moses jadi seperti anak kecil yang terperangkap dalam tubuh orang dewasa, terpaksa mengikuti arahan, aturan, dan apa yang sudah seharusnya.

[Erik]

Sebuah karakter yang selama ini menjadi bayang-bayang, namun memegang peran penting di Remember When.

Erik adalah teman kecil sekaligus tetangga Freya. Dari dulu hanya dia yang 99% mengerti Freya, dari masa lalunya, keluarganya, dan seribu satu pikiran kecil yang beterbangan di otak Freya selagi dia melamun. Saking lamanya berteman dengan Freya, Erik bisa menebak mood Freya hanya dengan melihat wajah sahabatnya, yang biasanya tanpa ekspresi itu. Erik juga bisa membaca isi hati Freya, dan menebak tindakan selanjutnya (kayak paranormal aja si Erik).

Erik tidak terlalu suka pada Moses yang dianggapnya kurang perhatian pada Freya. Menurut Erik, Moses tidak mengerti pacarnya sama sekali. Tapi Freya yang keras kepala tidak pernah mengindahkan Erik tentang masalah ini, dan tenang-tenang saja mendampingi Moses.

Menurut Freya, Erik orangnya playboy - yang selalu gagal. Erik mudah jatuh cinta, baik dengan tetangga baru yang cakep atau murid kelas sebelah yang sudah punya gandengan. Erik selalu ditolak oleh cewek-cewek pujaannya karena Erik bukan tipe cowok populer seperti Adrian. Namun begitu, hati Erik sebenarnya hanya untuk Gia, yang tidak pernah membalas perasaannya karena dibutakan oleh cinta kepada Adrian.

Oh ya, gitu-gitu Erik kapten tim sepak bola lho. Selain itu Erik juga pintar bahasa Inggris, walau nilai pelajaran lainnya jeblok.

Latar belakang penulisan Remember When

An intro

Ide untuk menulis novel ini dimulai pada suatu malam, di awal tahun 2007. Idenya muncul dari inspirasi lama saya untuk menulis tentang persahabatan dan kisah cinta remaja SMA. Saat itu novel berbahasa Inggris saya yang berjudul Dragonfly (Chance), sebuah bagian dari trilogi novel yang saya rancang, baru saja selesai ditulis. Saya lalu mencari-cari lahan menulis baru, dan terbersit keinginan menulis novel bahasa Indonesia yang sederhana.

Waktu SMA saya masuk ke dalam kelas kecil untuk beberapa anak untuk menyelesaikan SMA dalam kurun waktu 2 tahun, sehingga tidak pernah benar-benar merasakan kehidupan anak SMA pada umumnya yang riuh rendah, saling berbagi, dan banyak aktivitas lainnya yang menyenangkan. Salah satu topik yang paling hangat di kalangan anak-anak muda adalah munculnya persahabatan, yang tak jarang adalah persahabatan sejati - dan juga jatuh cinta. Hal ini saya rasa sangat menyenangkan - sekaligus membingungkan, karena pertama kalinya mereka benar-benar merasakan cinta dan persahabatan yang tulus, namun tidak pasti bagaimana harus bertindak di situasi tertentu. Saat itu saya mengingat jatuh bangun teman-teman saya, termasuk saya sendiri, dalam dunia yang kami bangun sendiri - jatuh cinta, cinta monyet, patah hati, bersahabat.

Lalu muncullah empat karakter utama novel ini. Dalam chapter pertama saya memperkenalkan Freya dan sahabatnya Erik. Tokoh Freya ini begitu hidup di pikiran saya. Seorang gadis muda yang penuh dengan kesedihan, ketakutan, kontrol diri, sehingga dia menjadi begitu introvert, bahkan cenderung anti sosial. Sedangkan Erik adalah sebuah lawakan, seorang sahabat sejati yang sebenarnya juga sudah dewasa. Contoh murid SMA yang tipikal di kehidupan sehari-hari.

Lalu diceritakan tentang Moses. Karakter ini mungkin agak jarang ditemukan, terkadang anak-anak SMA pada umumnya masih mencari jati diri, jarang ada yang setegas Moses. Lalu muncullah dua karakter utama lain, Gia dan Adrian - sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta, contoh remaja yang tidak mempedulikan sekitarnya dalam masa keemasan mereka, contoh murid-murid yang dikagumi orang lain karena kepopulerannya.

Tadinya saya ingin membuat novel di mana cerpen-cerpen di dalamnya tidak saling bersambungan, sehingga menjadi semacam cerita ringan. Namun akhirnya saya memutuskan untuk membuatnya bersambung. Dalam tiga chapter pertama, saya meninggalkan draft ini begitu saja selama dua bulan, karena kehilangan inspirasi. Tapi akhirnya saya kembali dan menyelesaikannya di bulan Juni 2007. Hampir setiap hari saya menulis, membiarkan teman-teman membaca dan mengkritiknya. I enjoyed it.

Proses menulisnya sangat menyenangkan. Saya merasa terbawa dalam emosi dan karakter yang saya ciptakan. Saya bisa menjadi Adrian yang menangis saat sedih, Gia yang tidak mampu melepaskan, Erik yang menjadi penengah, Moses yang galau dalam mengerti ada hal yang di luar pengertiannya, dan Freya yang bingung memilih. Cinta atau persahabatan? Sangat menyenangkan menulis adegan bahagia, menyelipkan sedikit suspense dan kejutan kecil, juga menikmati proses menulis bagian yang sedih. Entah mengapa, menulis kisah ini mengalir mudah untuk saya. It's almost sad when I have to end it.

Lalu kenapa judul awalnya Kenangan Abu-Abu?

Judul pertama yang terbersit adalah Kenangan Abu-Abu. Pertamanya adalah karena saya merasa kisah persahabatan dan cinta ini ada dalam grey area. Berbaur antara benar dan salah, hitam dan putih. Namun seorang teman menyatakan bahwa judulnya pas, karena abu-abu melambangkan warna seragam SMA. Kini diterbitkan lagi dengan judul Remember When, yang menurut saya sangat cocok :)

Semoga kalian juga menikmati membaca karya saya :) Kritik dan saran sangat ditunggu.

Catatan: SMA sekarang disebut SMU. Saya terbiasa menyebutnya SMA.

Rabu, 06 April 2011

Quiz 2: posting quote dan buat resensi novel Winna Efendi!

Berhubung relaunch debut novelku terbit minggu ini, mari kita rayakan bersama! :)

Sebagai apresiasiku untuk teman-teman dan pembaca sekalian, aku ingin bagi-bagi novel gratis nih..

Caranya gampang:

  • Posting status/tweet yang berisi: resensi novel, quote favorit kamu dari novel Ai/Refrain/Unbelievable/Remember When/The Journeys, atau kesan pesan saat membaca novel-novel tersebut.
  • Untuk pengguna FB/Twitter/blog, bisa juga memposting foto kamu bersama novel tersebut :)
  • jangan lupa mention @WinnaEfendi dan judul buku yang kamu quote tersebut, atau tag Facebook account Winna Efendi

Gampang, kan? Tweet/status/posting/quote/resensi yang paling seru dan kreatif akan mendapatkan 1 copy novel Remember When plus tanda tangan dan kejutan spesial!

Quiz ditutup tanggal 15 April 2011 (diperpanjang hingga 30 April 2011). Pemenang akan di-contact langsung via email/twitter/fb untuk konfirmasi alamat. Have fun! :)

XOXO,

-winna-

Pemenang kuis #1 Remember When

Saatnya mengumumkan pemenang kuis pertama berhadiah 1 novel Remember When. Pemenangnya adalah Intan Nur Fadliilah. Selamat!

Saya cerita sedikit ya.. Intan sudah mengenal karya saya sejak Ai/Refrain. Intan sempat mengemail saya mengenai Kenangan Abu-Abu, yang sudah dicarinya ke mana-mana, menitip lewat kakak kelas, dan masih saja novel tersebut susah dicari :) berhubung novel tersebut kini di-launching ulang, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Intan yang sangat setia mencari buku-buku saya, membacanya dan menikmatinya.

Semoga menyukai Remember When. Novelnya akan dikirim lewat pos. Bagi yang belum menang, nantikan kuis #2 dan #3 yang akan diposting menyusul. Hadiahnya nggak kalah seru kok :)