Perempuan itu dulunya sering menulis sampai malam. Menumpahkan segalanya di sana, di mana pedih menghasilkan deretan kata mendayu-dayu, dan bahagia menyisakan riang. Dalam lembaran-lembaran maya, mengisi kursor yang berkedip-kedip, ditemani secangkir teh hangat dan kudapan apa pun yang ada di atas meja makan.
Hari ini dia menyempatkan lima menit, yang kini sulit didapatkan untuk menulis. Lima menit dengan potongan es krim rasa butter scotch, membuka blog lamanya demi menuliskan beberapa paragraf yang mungkin tidak terlalu bermakna.
Semua karena ucapan seorang kawan lama mengenai tulisannya yang lama tak terlihat. Sebagian karena pembaca yang menanyakan kepastian buku terbarunya. Sisanya karena kekasihnya terus mendukungnya untuk menulis, dan menjadikannya inspirasi terbesar. Dan karena beberapa orang yang mengakui tulisannya indah menyentuh, walau lama ia sudah tidak merasakannya lagi.
Perempuan itu rindu menulis. Dan menulislah ia.
Hari ini dia menyempatkan lima menit, yang kini sulit didapatkan untuk menulis. Lima menit dengan potongan es krim rasa butter scotch, membuka blog lamanya demi menuliskan beberapa paragraf yang mungkin tidak terlalu bermakna.
Semua karena ucapan seorang kawan lama mengenai tulisannya yang lama tak terlihat. Sebagian karena pembaca yang menanyakan kepastian buku terbarunya. Sisanya karena kekasihnya terus mendukungnya untuk menulis, dan menjadikannya inspirasi terbesar. Dan karena beberapa orang yang mengakui tulisannya indah menyentuh, walau lama ia sudah tidak merasakannya lagi.
Perempuan itu rindu menulis. Dan menulislah ia.
6 komentar:
teruslah menulis, mbak.
karena aku akan selalu merindukannya...
ayo menulisss winnn *menunggu tulisan winna* ^o^
ayo ka winn ! semangat :)
:) terima kasih.
masih terus menulis, kok.
Kak Winna ayo teruslah berkarya. Kami, terutama saya pribadi, juga merasakan ":rindu:" akan tulisan-tulisan kak Winna! Ganbatte! :)
and hasil rindu adalah, novel-novel baru terbit bulan Maret :)
Posting Komentar