Berhubung Unforgettable rilis minggu ini, aku share sepenggal prolog dari novel tersebut ya :-)
Sinopsis cerita:
Ini adalah satu kisah dari sang waktu tentang mereka yang menunggu. Cerita seorang perempuan yang bersembunyi di balik halaman buku dan seorang lelaki yang siluetnya membentuk mimpi di liku tidur sang perempuan.
Ditemani krat-krat berisi botol vintage wine yang berdebu, aroma rasa yang menguar dari cairan anggur di dalam gelas, derit kayu di rumah usang, dan lembar kenangan akan masa kecil di dalam ingatan.
Pertemuan pertama telah menyeret keduanya masuk ke pusaran yang tak bisa dikendalikan. Menggugah sesuatu yang telah lama terkubur oleh waktu di dalam diri perempuan itu. Membuat ia kehilangan semua kata yang ia tahu untuk mendefinisikan dan hanya menjelma satu nama: lelaki itu.
Sekali lagi, ini adalah sepotong kisah dari sang waktu tentang menunggu. Kisah mereka yang pernah hidup dalam penantian dan kemudian bertemu cinta.
Penggalan cerita
Kedai wine itu dinamakan Muse.
Pemiliknya adalah sepasang kakak adik, yang sudah lama hidup berdampingan ditemani krat-krat berisi botol wine vintage yang berdebu, derit kayu di rumah usang, dan kenangan akan masa kecil dalam lembaran ingatan mereka.
Ini adalah kisah mengenai sang adik. Seorang perempuan di tengah usia dua puluhan, yang bersembunyi di balik halaman buku, namun mendefiniskan dirinya sendiri melalui tinta yang membentuk kata.
Dan seorang pria, yang siluetnya membentuk mimpi, begitu mereka pertama kali bersua. Menggugah sesuatu dalam diri perempuan itu, yang sudah lama terkubur oleh waktu. Membuatnya sadar, selama ini dia hanya sedang menunggu.
Karena semua orang hidup dalam penantian.
**
Lelaki itu datang setiap hari.
Dia selalu datang pada waktu yang sama; lima menit sebelum pukul sembilan. Menghuni tempat duduk di sudut, dekat dengan rak tinggi yang dipenuhi majalah dan buku dari satu dekade terakhir. Agak terasing dari keramaian, pojokan yang biasanya tidak terlalu digemari orang. Sebatang rokok selalu terselip di antara jari tengah dan telunjuk, ujungnya menyala dengan setitik bara api oranye.
Pada saat dia datang, perempuan itu tidak bisa menulis. Gelisah. Jari-jarinya mengetik, menghapus, mengetik, menghapus. Kadang kursornya berkedip-kedip di layar, tidak kunjung bergerak. Begitu dia beranjak pergi, baru perempuan itu menghela nafas panjang, lalu lanjut bekerja hingga fajar. Biasanya dia akan tertidur, tertelungkup di atas meja, sampai abangnya datang untuk menyampirkan selimut wol di sekujur tubuhnya yang dingin.
**
Malam ini, lelaki itu datang lagi.
Tapi hari ini ada sesuatu yang berbeda. Hari ini, lelaki itu tak hanya tenggelam dalam bayangnya sendiri. Hari ini, dia mengangkat muka.
Dan pandangan mereka bertemu.
**
Lelaki bermata cokelat tua itu datang lagi. Kali ini, ia menatap lurus-lurus ke arah perempuan yang duduk di samping jendela, kemudian mengambil tempat kosong yang dihuninya semalam.
Pada awalnya mereka saling diam, menikmati tarian jemari perempuan itu saat beradu dengan tombol keyboard, juga rintik-rintik hujan yang perlahan memburamkan jendela. Aroma rokok, aroma anggur, dan aroma tanah yang basah karena gerimis berbaur menjadi satu.
Kemudian, mereka bicara.
**
Novel Unforgettable akan beredar pada tanggal 31 Januari 2012, untuk luar Jakarta perkiraan di awal Februari.
:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar