Welcome!

This is the official blog of Winna Efendi, author of several bestselling Indonesian novels.

Jumat, 01 Februari 2013

Refrain the movie (casting update)

Hai teman-teman semua,

Seperti yang pernah kushare tahun lalu, novel Refrain akan diadaptasi ke layar lebar. Rights untuk pembuatan film tersebut ada di tangan Maxima Pictures selaku production house, dengan mas Haqi Achmad sebagai penulis skenario dan mas Fajar Nugros sebagai sutradara.

Sejauh ini, casting sedang berlangsung dan yang sudah terpilih adalah Maudy Ayunda sebagai Niki, dan Afgansyah Reza sebagai Nata. Sisanya masih sedang dipertimbangkan. Kabarnya, syuting akan berjalan di bulan Februari, dengan tanggal rilis mudah-mudahan di tahun ini.

Great news, right? I'm excited, what about you?

Untuk casting news, updates dan semua tentang film Refrain bisa follow Twitter @FilmRefrain. Untuk saran pemain dan usulan lainnya silakan dimention ke sana juga.

Sedikit yang perlu kujelaskan... ada dua cara pengadaptasian novel ke layar lebar. Yang pertama adalah dengan menjual rights dari novel tersebut agar bisa diadaptasi jadi film. Dalam kasus pertama ini, sang penulis tidak terlibat secara langsung dalam proses pembuatan film maupun aspek-aspek seperti syuting, poster, tanggal rilis, casting, soundtrack, dan lain-lain. Tentunya, penulis novel, sutradara, produser dan penulis skenario juga berdiskusi mengenai beberapa hal, tapi keputusan final berada di tangan pemegang rights film yaitu production house. Alternatif kedua adalah, penulis turut andil dalam setiap aspek pembuatan film, bisa juga menjadi produser film, sutradara, atau yang menulis skenarionya. Dalam kasus ini, penulis mungkin punya suara untuk memutuskan beberapa hal, sesuai porsi dan posisinya.

Untuk film Refrain, kami menggunakan cara pertama. So I'm not writing the script and choosing the casts, tapi saya sungguh percaya setiap pihak yang terlibat berusaha yang terbaik untuk menjadikan Refrain the movie film yang bagus dari segala segi. Setiap dari kami berusaha sebisa mungkin agar Refrain dapat diadaptasikan dengan baik dari format novel menjadi format film.

Dari yang saya tahu juga pelajari secara otodidak, proses pengadaptasian buku ke film juga tak mudah. Imajinasi pembaca tentunya bisa sama atau berbeda dengan yang nantinya diangkat di film, baik dari segi setting, pemain, dan masih banyak lagi. Idealisme ini bisa menyebabkan sisi positif atau negatif, rasa senang dan puas atau kecewa. Semua itu saya rasa sangat wajar, karena pembaca pun punya impian dan idealisme sendiri agar filmnya bisa sesuai dengan bukunya. Dari segi adegan, tentunya akan ada yang perlu diubah, ditambahkan, dihapus. Akan ada hal yang tidak sama dengan buku, sedangkan bagian yang mendukung akan tetap ada. Film adalah media yang sama sekali berbeda dengan buku. Film (setidaknya yang mainstream) biasanya membutuhkan sisi dramatik untuk menjaga perhatian penonton supaya tidak bosan. Film membiarkan segala sesuatunya bercerita, karena tidak memiliki narasi setting, deskripsi fisik dan benda, dan lain-lain. Jadi saya yakin dan memaklumi bahwa buku dan filmnya tidak akan 100% sama persis.

Sebagai penulis novelnya, saya pribadi tidak punya rasa kecewa dengan aspek apa pun dari film Refrain yang sedang diproses. Saya belum menonton filmnya, I will see the movie with no assumptions, no judgements and no expectations. Saya yakin apa pun yang terjadi, semua pastilah telah memberikan komitmen 100%, sama seperti saya menumpahkan hati dan keringat dalam menulis novelnya :) sebelum filmnya tayang, marilah kita sama-sama memberikan dukungan, dan menikmati proses ini sampai waktunya tiba dan kita semua bisa menyaksikan karakter-karakter kesayangan di layar lebar.

I truly believe that. Last but not least, terima kasih untuk dukungan teman-teman semua. I'm very grateful.

20 komentar:

Dian Silviani mengatakan...

Semoga filmnya sebagus novelnya ya ka winn :) ayo jadiin nobarnya hehe

Hadissa Primanda mengatakan...

Kak winna aku mau komen boleh ya kaa. :)
secara pribadi,sebagai pembaca setia novel kak winna saya sedikit kecewa dengan pemilihan pemainnya kak. Bukan karena kredibilitas pemainnya, karena pengalaman mereka gak perlu dipertanyakan lagi dalam berakting. tapi dari segi kecocokkan sama karakternya. Terlau jauh dari dugaan Nata dan Niki di pikiran saya yang masih muda dan masih SMA.
Saya melihat film ini lebih mengutamakan bisnisnya dibanding kesamaan ceritanya, yang penting bisa meraup untung yang banyak dengan karakter yang sudah terkenal.
Semoga perspektif saya ini bisa terpatahkan ketika nonton filmnya nati.
Saya tidak sabar menunggu novel remaja kak winna selanjutnya.. :)

pitthauly mengatakan...

Maaf juga kak winna mau komen, benar kak saya juga setuju dengan apa yg dikatakan Hadissa Primanda.
Karakter Nata dan Niki sangat kental dengan nuansa anak SMA, dan setelah mengetahui pemeran nya ada timbul rasa kecewa kak.
Di tunggu novel kakak yang luar biasa berikutnya.
GBU

Opi Anggoro mengatakan...

iya kak, aku juga kurang sreg gimana gitu kalo yg jadi niki n nata mereka. maudy ayunda sudah terlalu akrab dengan tokoh kugy di perahu kertas.niki kan feminim, maudy terlalu tomboy kalo menurutku. maaf ya kak...

Unknown mengatakan...

menurut aku afgan terlalu tua buat jadi nata, tapi aku seneng karena yang jadi nata beneran bisa main musik jadi gak perlu pura-pura waktu adegan nyanyi. Gak sabar pengen cepet liat filmnya :)

fica mengatakan...

iya emang benar ga cocok. Secara pribadi aku lebih suka kalau pemerannya itu dari wajah-wajah aktor/aktris yang masih kurang fammiliar tapi kualitas aktingnya oke. Kayak Karina Salim atau Petra Sihombing mungkin...

Unknown mengatakan...

Kenapa aku lebih pengen yang jadi Niki itu Natasya Rizky, kalo yg jadi Nata nya Adipati. Nggak tau kenapa bayangan di otakku tuh kaya gitu kak hehehe kurang setuju sama afghan waalaupun bs nyanyi tapi ketuaan hmmm. Maudy ayunda sih cocok aja kak tapi gimana ya...kurang ngedobrak aja kayanya. Tapi siapapun itu aku bakal nonton refrainthemovie kok kak ;)
Segera bikin remember when the movie juga ya kak hahaha :D

Hidya Nuralfi Mentari mengatakan...

Apapun hasilnya nanti, aku tetep nunggu Refrain the Movie! Udah lama nunggunyaaa:')

Nathania H mengatakan...

Kalo menurut saya justru itu tantangan untuk si aktor dan aktrisnya nanti. Setidak cocok apapun mereka dalam kehidupan nyata, kalau mereka punya kemampuan untuk berakting dengan baik, nantinya karakter bisa diperankan dengan baik. Menurut saya, koneksi dan dinamika pemain ga bisa ditentukan sebelum film dirilis. Make up juga bisa menyamarkan usia. Yang lebih penting adalah gimana nantinya mereka menjiwai sebagai anak2 SMA. Selain itu pemilihan pemain yang memang bisa bermusik lebih baik, karena pastinya kita ga mau kalo malah akhirnya lipsing.
Kalau menurut saya pribadi, sebagai orang yang suka dengan karya2 Kak Winna, pasti ada kekhawatiran kalau nanti setelah difilmkan, akhirnya tidak sesuai dengan ekspektasi, mungkin karena penulis naskahnya bukan Kak Winna sendiri. Saya sendiri suka dengan gaya tulisan Kak Winna yang ga terkesan cheezy dan mengalir.
Kadang, film2 Indonesia yang diadaptasi dari novel jadi terkesan cheezy atau klise, padahal novel itu sendiri ditulis dengan sangat bagus.
Saya cuma berharap semoga Refrain the Movie bisa sebaik novelnya.

she triana mengatakan...

Refrain salah satu novel fav saiia.. saya hobi baca kak, setiap membaca novel pasti selalu menerawang dan berimajinasi sendiri tentang ceritanya. dan senang banget wkt refrain mau dijadikan film, pasti jadi list film yang wajib saiia tonton. untuk karekter niki pemainnya maudiayunda wah saiia setuju sekali emang cocok, tapi buat afgan sebagai natan jauh dari sosok karekter didalam ceritanya. yang jadi anna.a Olivia Jansen ajj ya kak cocok tuh. hehe

Intan Mutiasari mengatakan...

wah senangnya akhirnya refrain ditayangkan dilayar lebar:3 Remember when-nya juga kak kalo bisa ditayangin ahahah:)

Unknown mengatakan...

Tetap nunggu filmnya.

nabilalalaqurota mengatakan...

Udah baca novelnya dan rame banget. Penasaran afgan pake baju sma

Unknown mengatakan...

Hai salam kenal yaa, aq juga barusan selesai baca nich buku. Padahal aq sudah berkhayal seandainya nich buku difilmkan ternyata beneran difilmkan. Gag sabar dech mau nonton ^_*

yvetteelizabeth mengatakan...

hmm... gimana yah kak, sama seperti komen-komen yg lain, sy juga kecewa banget kenapa yang jadi Nata itu Afgan.. kurang cocok sih menurut aku. Kayaknya ketuaan, gitu..

Yg jadi Annalise juga kesannya udah melebihi umur SMA.
Kak Maudy sih cocok2 aja, karena emang baru lulus dari segi umur, tapi juga kurang greget gitu.

Castingnya nggak bisa digubah ya mbak :(

Unknown mengatakan...

Akunjuga gak terlalu setuju sih kak... Maudy ayunda kayak gimana gitu, kurang pas aj. Afgannyanjuga fifty2. Tapi bakal tetap di tonton kok... Gimanapun juga, refrain itu novel yang sanget mengenang di hati banget.... :)

Winna Efendi mengatakan...

Dear all,

terima kasih untuk komentarnya. Terlepas dari itu semua, selama belum menonton filmnya dan melihat sendiri para aktor aktris menjelma menjadi karakter dalam buku, saya belum ingin menghakimi dan menilai mereka terlebih dahulu :) karena aku percaya semuanya menginginkan yang terbaik untuk film Refrain, dan tentunya saat proses casting dicari pemain yang paling dekat dengan ciri khas karakter yang ada. Di situlah letak kesulitannya, karena setiap pembaca pasti memiliki bayangan tersendiri mengenai karakter dalam novel, termasuk aku pribadi pun punya imajinasi tersendiri untuk Nata Niki.

Let's pray and support Refrain the movie :)

The Places mengatakan...

Iya setuju bangettt , masa yang dia lagi, hrs nya ada aktor sm aktris baru yg belum dikenal publik, biar penasaran sm menarik, maaf ya saya kurang suka dgn aktingnya afgan dan maudy ayunda, menurutnya saya juga kurang cocok, bisa dibilang sug saya kecewa dgn pemilihan tokoh nya, terinakasih

Unknown mengatakan...

Udah lihat daftar pemainnya, kok agak kecewa gimana gitu ya.. :\Masalahnya pemainnya itu enggak kayak yang aku bayangin waktu baca novelnya :\ (Nata, Anna, Danny)

Unknown mengatakan...

Hallo kak Winna, saya sangat tersentuh ketika membaca novel kak Winna yang berjudul Refrain, dan ketika novel tersebut diangkat ke film ternyata banyak sekali perbedaaannya, sehingga saya mengangkat novel kak Winna menjadi skripsi saya yang dimana membandingkan unsur intrinsik novel dan Film Refrain. tapi saya tidak menemukan skenario filmnya. bolehkah saya minta skenario filmnya kak? soalnya butuh bangt. terima kasih kak.